Hiperostosis Tulang Idiopatik Difus, biasa disebut DISH, adalah penyakit yang ditandai dengan kalsifikasi (pengendapan kalsium) dan osifikasi (pembentukan tulang) di jaringan lunak, terutama entheses dan ligamen. Pertama kali diidentifikasi dan dijelaskan oleh Forestier dan Rotes-Querol pada tahun 1950, penyakit ini kemudian disebut "hiperostosis ankilosa pikun". Itu juga disebut sebagai penyakit Forestier.
Dalam DISH, kerangka aksial biasanya terlibat, terutama tulang belakang dada. Tetapi, ketika para peneliti menyadari bahwa penyakit itu tidak terbatas pada tulang belakang dan dapat mempengaruhi sendi perifer, mereka menamainya kembali dengan Diffuse Idiopathic Skeletal Hyperostosis.
PALMIHELP / Getty ImagesGejala dan Karakteristik
Secara khas, DISH melibatkan produksi osteofit di sepanjang sisi kanan tulang belakang toraks (dengan ruang diskus intervertebralis tidak berubah) dan pengerasan ligamentum longitudinal anterior. Kalsifikasi dan osifikasi ligamentum longitudinal posterior juga dapat terjadi pada DISH, serta area enteseal, termasuk ligamen peripatela, plantar fascia, tendon Achilles, olekranon (bagian ulna di luar sendi siku), dan banyak lagi.
Diagnosa
Diagnosis definitif DISH didasarkan pada temuan radiografi, termasuk:
- Adanya osteofit kasar yang mengalir di sisi kanan tulang belakang toraks, menghubungkan setidaknya empat vertebra yang berdekatan - atau osifikasi ligamentum longitudinal anterior
- Tinggi diskus intervertebralis yang dipertahankan di wilayah yang terlibat
- Tidak adanya ankilosis sendi apophyseal, erosi sendi sakroiliaka, sklerosis, atau fusi intra-artikular. Sendi apophyseal adalah titik di mana dua atau lebih tulang bergabung di tulang belakang.
Diagnosis kemungkinan DISH didasarkan pada kalsifikasi terus menerus, osifikasi, atau kedua regio anterolateral dari setidaknya dua badan vertebral yang berdekatan, dan enthesopati kortikasi pada tumit, olekranon, dan patela. Selain itu, enthesopati perifer dapat menjadi indikasi dari DISH awal yang kemudian dapat berkembang menjadi DISH yang terlihat secara radiografik.
Prevalensi dan Statistik
DISH lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Prevalensi DISH bervariasi dan berdasarkan usia, etnis, serta lokasi geografis. BerdasarkanBuku Pelajaran Rematologi Kelley, penelitian berbasis rumah sakit telah melaporkan prevalensi DISH pada pria yang berusia lebih dari 50 tahun sekitar 25% dibandingkan wanita di atas 50 pada 15%. Orang Yahudi yang berusia lebih dari 40 tahun yang tinggal di Yerusalem memiliki prevalensi yang lebih tinggi, sementara prevalensi yang lebih rendah ditemukan di antara mereka di Korea (bahkan tidak 9% dari orang tua). DISH ringan ditemukan pada sisa-sisa manusia sejak 4000 tahun yang lalu. Pada jenazah manusia dari abad ke-6 hingga ke-8, prevalensinya lebih tinggi pada pria dibandingkan dengan wanita, mencapai puncaknya sekitar 3,7%.
Penyebab
Penyebab DISH tidak diketahui, namun ada beberapa faktor yang tampaknya terkait dengan kondisi tersebut. Orang dengan DISH juga sering menderita osteoartritis. DISH juga telah dikaitkan dengan:
- Sindrom metabolik
- Diabetes mellitus (ketergantungan non-insulin)
- Kegemukan
- Rasio lingkar pinggang tinggi
- Hipertensi
- Hiperinsulinemia
- Dislipidemia
- Peningkatan kadar hormon pertumbuhan
- Peningkatan faktor pertumbuhan seperti insulin
- Hiperurisemia
- Penggunaan retinoid (zat vitamin A)
- Kecenderungan genetik
Gejala Yang Berhubungan Dengan DISH
Tidak ada tanda dan gejala yang secara khusus dikaitkan dengan DISH. Namun, sebagian besar pasien DISH mengalami morning stiffness, nyeri punggung, dan penurunan rentang gerak. Mungkin ada nyeri ekstremitas pada sendi perifer besar dan kecil serta entesis perifer (tumit, tendon Achilles, bahu, patela, olekranon). Nyeri pada kerangka aksial dapat dikaitkan dengan ketiga regio tulang belakang, dan sendi kostosternal dan sternoklavikularis.
Pengobatan
Pengobatan DISH ditujukan untuk menghilangkan rasa sakit dan kekakuan, memperlambat perkembangan penyakit, mengendalikan gangguan metabolisme, dan mencegah komplikasi. Olahraga ringan, panas, obat nyeri, dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) biasanya digunakan untuk mengelola konsekuensi DISH.