Dermatitis seboroik adalah kondisi kulit kronis yang sangat umum yang menyebabkan bercak merah dengan sisik kuning berminyak di atasnya muncul di kulit. Bercak ini diyakini berkembang sebagai hasil dari respons peradangan tubuh terhadap kutu kulit yang disebutMalasseziaragi.
Gejala Yang Sering Terjadi
Dermatitis seboroik dapat berkembang pada semua usia tetapi paling sering berkembang pada bayi antara usia 2 bulan hingga 12 bulan, dan kemudian pada remaja dan orang dewasa antara usia 30 dan 60 tahun.
Gejala Dewasa
Pada orang dewasa, dermatitis seboroik menyebabkan bercak bersisik pada kulit yang gatal, lembap, dan berwarna kekuningan. Di bawah bercak bersisik ini, kulit biasanya berwarna merah.
Bercak dermatitis seboroik berkembang di area kulit yang mengandung sejumlah besar kelenjar sebaceous (penghasil minyak), seperti wajah (termasuk telinga, alis, dan kelopak mata) dan kulit kepala.
Ketombe sebenarnya adalah bentuk ringan dari dermatitis seboroik.
Selain kulit kepala dan wajah, area tubuh lain yang mungkin terkena dermatitis seboroik termasuk dada bagian atas dan punggung, ketiak, dan selangkangan.
Foto ini mengandung konten yang mungkin dianggap mengerikan atau mengganggu bagi sebagian orang.
Melihat foto Dermatitis seboroik. DermNet / CC OLEH-NC-NDGejala Bayi
Banyak bayi mengembangkan jenis dermatitis seboroik yang disebut cradle cap, yang menyebabkan bercak tebal dan bersisik terbentuk di kulit kepala bayi. Seperti orang dewasa, bercak ini berminyak dan berwarna kuning hingga coklat.
Meskipun cradle cap tidak berbahaya — sering kali tidak menimbulkan gejala pada bayi dan biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa bulan — ruam dapat mengganggu orang tua.
Beberapa bayi juga mengalami dermatitis seboroik di leher dan wajah, seperti di kelopak mata, telinga, atau di sekitar hidung. Bercak di area selangkangan juga bisa berkembang dan disalahartikan sebagai ruam popok. Lebih jarang, bayi mengembangkan bercak bersisik yang menutupi tubuh mereka.
Komplikasi
Sebagian besar pada orang dewasa (dan biasanya dengan kasus yang lebih parah), jika dermatitis seboroik tidak diobati, infeksi bakteri sekunder dapat terjadi. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kemerahan, nyeri tekan, dan keluarnya cairan atau tangisan pada tambalan dan kulit di sekitarnya.
Komplikasi potensial lain dari dermatitis seboroik terkait dengan efek samping pengobatan. Pada orang dewasa, dermatitis seboroik sering kali merupakan kondisi kronis yang memerlukan pengobatan on dan off untuk mengurangi peradangan dan gejala.
Meskipun terapi kortikosteroid topikal dosis rendah (pada kulit) adalah pengobatan yang efektif untuk mengobati dermatitis seboroik, penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan efek samping seperti penipisan kulit dan telangiektasis (pembuluh darah melebar).
Inilah sebabnya mengapa dokter umumnya lebih memilih obat yang lebih ringan untuk memulai, seperti krim antijamur atau sampo obat, dan jika diperlukan, obat topikal non-steroid seperti Protopic (tacrolimus) atau Elidel (pimecrolimus).
Kapan Mengunjungi Dokter
Selalu masuk akal untuk menemui dokter Anda untuk setiap ruam baru, dan kecurigaan dermatitis seboroik tidak terkecuali. Ini karena ada kondisi kulit umum lainnya yang dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan yang terlihat pada dermatitis seboroik.
Beberapa dari kondisi ini meliputi:
- Psoriasis
- Rosacea
- Dermatitis kontak alergi
- Infeksi jamur panu
- Pityriasis rosea
Yang lebih jarang, sifilis sekunder dapat memicu ruam luas yang menyerupai bercak dermatitis seboroik. Dermatitis seboroik wajah juga bisa menyerupai "butterfly rash" klasik yang terlihat pada lupus eritematosus sistemik (SLE).
Untuk membedakan kondisi ini, selain riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik, dokter kulit dapat melakukan pemeriksaan kerokan kulit / KOH atau biopsi kulit.
Sebuah Kata Dari Sangat Baik
Jika Anda merasa Anda atau anak Anda mengalami gejala dermatitis seboroik, bicarakan dengan dokter Anda. Untuk bayi dengan cradle cap, perawatan mungkin tidak diperlukan. Namun, untuk bayi dengan ruam yang lebih luas, atau untuk orang dewasa, obat resep (selain tindakan perawatan diri) mungkin diperlukan.