Kortikosteroid adalah golongan obat antiinflamasi kuat yang dapat digunakan untuk mengontrol pembengkakan parah dan dapat mengontrol jenis nyeri tertentu. Mereka dirancang untuk bertindak seperti steroid yang terjadi secara alami di tubuh Anda. Kortikosteroid bekerja dengan cara mengubah respon imun, mengendalikan peradangan yang dapat menyebabkan nyeri dan mengurangi pergerakan. Kortikosteroid dapat diminum dalam bentuk pil, dioleskan ke kulit, atau disuntikkan langsung ke jaringan.
Gambar Stefan Holm / EyeEm / GettyBagaimana Kortikosteroid Digunakan
Kortikosteroid cenderung digunakan dalam jangka pendek, meskipun sering digunakan oleh orang yang memiliki kondisi nyeri kronis. Beberapa orang meminumnya untuk pembengkakan kronis pada persendian dan tendon; Namun, kortikosteroid lebih sering digunakan untuk mengobati flare-up atau episode nyeri akut yang terkait dengan kondisi jangka panjang. Mereka dapat digunakan untuk tujuan ini pada orang yang memiliki kondisi berikut, untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan mobilitas sendi dan jaringan:
- Osteoartritis
- Radang sendi
- Sinovitis
- Tendonitis
Kortikosteroid Umum
Beberapa contoh kortikosteroid yang dapat digunakan untuk mengontrol nyeri meliputi:
- Hidrokortison
- Prednison
- Metilprednisolon
- Kortison
Potensi Efek Samping Kortikosteroid
Seperti obat nyeri lainnya, kortikosteroid memiliki potensi efek samping. Ini termasuk:
- Mual atau muntah
- Sakit kepala
- Pusing
- Kesulitan tidur
- Perubahan kulit, seperti jerawat, kemerahan atau pertumbuhan rambut berlebih
- Perubahan psikologis, seperti kecemasan, depresi, atau perubahan suasana hati
- Perubahan siklus menstruasi
- Sindrom Cushing (dalam kasus penggunaan jangka panjang)
Kecuali jika gejala ini menetap atau mengganggu, biasanya tidak perlu mencari nasihat medis.
Efek Samping Kortikosteroid yang Serius
Beberapa efek samping kortikosteroid memerlukan perhatian medis segera. Jika salah satu dari gejala berikut terjadi saat menggunakan kortikosteroid, segera hubungi dokter Anda:
- Pembengkakan yang berlebihan di tangan, kaki, atau wajah
- Ruam yang tidak kunjung sembuh
- Perubahan visual atau sakit mata
- Pergerakan usus besar
- Nyeri atau kelemahan otot baru