Gliserin (gliserol) adalah senyawa / cairan gula alkohol yang digunakan untuk membuat makanan, sabun, berbagai jenis obat, dan lotion pelembab kulit. Senyawa serbaguna ini ditemukan sejak tahun 1779 oleh seorang ahli kimia Swedia.
Gliserin memiliki sifat humektan, artinya mengekstrak air dari dermis (lapisan di bawah kulit), menarik air ke permukaan kulit.
Dalam produk pelembab kulit komersial, gliserin sering dikombinasikan dengan berbagai jenis senyawa lain untuk mengoptimalkan efek terapeutik pelembabnya. Gliserol dianggap oleh beberapa ahli sebagai humektan paling efektif yang tersedia.
Gambar Anna Efetova / Getty
Penggunaan Umum
Gliserin sering ditambahkan ke berbagai jenis produk perawatan kulit karena menarik kelembapan dan memperbaiki penampilan kulit kering. Tetapi ada banyak kegunaan lain dari gliserin selain digunakan dalam industri kosmetik.
Gliserin digunakan dalam berbagai macam produk oleh industri makanan, farmasi, dan kosmetik. Beberapa kegunaan umum termasuk:
- Produk bayi
- Perekat
- Pelega tenggorokan
- Cairan pembalseman (digunakan oleh petugas mayat)
- Produk makanan (seperti pemanis, makanan olahan, makanan kemasan, makanan beku)
- Produk farmasi (seperti supositoria, obat batuk, beberapa jenis anestesi, dan obat lain)
- Pasta gigi (mencegah pasta gigi mengering di dalam tabung)
- Sabun
- Lilin
- Deodoran
- Dandan
Salah satu kegunaan gliserin yang paling umum saat ini adalah perannya dalam pelembab wajah dan tubuh serta produk perawatan kulit lainnya.
Gliserin untuk Eksim dan Psoriasis
Gliserin dapat membantu orang dengan kondisi kulit seperti eksim dan psoriasis.
Penggunaan lainnya
Selain sebagai humektan, gliserin biasa digunakan sebagai:
- Pencahar hiperosmotik (menarik air ke usus untuk mengobati sembelit)
- Kendaraan untuk berbagai sediaan farmasi
- Agen untuk membantu bahan-bahan berbasis minyak dan air bercampur secara efisien
- Agen pemanis
- Agen pengental
- Agen pelembab
- Pengawet
Manfaat Gliserin
Ada banyak manfaat gliserin jika digunakan secara topikal (pada kulit), antara lain:
- Mempromosikan pelindung kulit
- Melembabkan epidermis
- Mempercepat proses penyembuhan luka
- Melindungi kulit dari iritan
- Menawarkan efek antimikroba
- Memperbaiki kulit dalam kondisi seperti dermatitis atopik
Potensi Efek Samping
Meskipun gliserin tidak diketahui memiliki banyak efek samping yang serius, selalu mungkin terjadi reaksi yang merugikan terhadap zat apa pun.
Uji Tempel Kulit
Gliserin dapat menyebabkan tanda dan gejala reaksi alergi, jadi selalu penting untuk melakukan uji tempel kulit sebelum menggunakan produk dengan gliserin untuk pertama kalinya.
Dermatitis kontak terjadi akibat paparan kulit langsung terhadap bahan kimia tertentu. Gejala dermatitis kontak mungkin termasuk:
- Iritasi kulit
- Ruam (yang mungkin membutuhkan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk sembuh)
- Peradangan
- Angioedema (pembengkakan di lapisan dalam kulit)
- Gatal
Jika Anda memiliki jenis ruam kulit, kemerahan pada kulit, atau gatal setelah mengoleskan produk kulit dengan gliserin, segera hentikan penggunaannya. Jika ruam tidak kunjung hilang, pastikan untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan Anda.
Efek Samping Lainnya
Efek samping lain dari gliserin mungkin termasuk dehidrasi pada kulit. Sebagai humektan, gliserin mengambil air dari sumber terdekat. Apalagi dalam kondisi kelembaban rendah, sumber air terdekat adalah di bagian bawah kulit Anda. Ini bisa mengeringkan kulit.
Dehidrasi parah pada kulit bisa menyebabkan kulit melepuh. Untuk alasan ini, ada baiknya untuk mengencerkan gliserin murni sebelum digunakan pada wajah dan kulit Anda.
Air mawar dan Gliserin
Beberapa ahli produk alami menganjurkan penggunaan air mawar untuk mengencerkan gliserin karena air mawar dikenal dapat melembabkan kulit secara alami.
Sebuah studi tahun 2011 menunjukkan bahwa menggunakan air mawar memiliki efek antioksidan dan membantu meningkatkan fungsi pelindung kulit gliserin hingga 24 jam setelah aplikasi.
Studi tentang Efek Samping Gliserin
Sebuah studi double-blind acak, yang melibatkan peserta dengan dermatitis atopik dirawat dengan salah satu dari tiga perawatan berbeda selama 30 hari, termasuk:
1. Krim pelembab dengan 20% gliserin
2. Krim pelembab tanpa gliserin (plasebo)
3. Krim kulit dengan 4% urea dan 4% natrium klorida
Reaksi kulit yang merugikan — seperti sensasi dangkal lokal yang tajam yang disebut perih — ditemukan lebih sedikit di antara peserta penelitian yang menggunakan krim pelembab dengan gliserin, dibandingkan dengan krim plasebo atau krim dengan krim urea-saline.
Keamanan dan Efektivitas
Keamanan
Gliserin dianggap aman oleh Food and Drug Administration (FDA), juga dikatakan sebagai:
- Tidak beracun
- Mudah dicerna (bila diambil secara internal)
- Rasanya enak
- Bebas bau
Efektivitas
Menurut sebuah studi tahun 2016, gliserin adalah humektan yang paling efektif dibandingkan dengan berbagai jenis humektan lainnya, termasuk:
- Asam alfa hidroksi, seperti asam laktat dan asam glikolat
- Asam hialuronat
- Propylene glycol dan butylene glycol
- Sorbitol
- Urea
Sebuah Kata Dari Sangat Baik
Meskipun gliserin dianggap aman dan efektif bagi kebanyakan orang, penting untuk diingat bahwa kulit (dan tubuh) setiap orang berbeda. Apa yang berhasil untuk satu orang tidak selalu efektif untuk orang lain. Selain itu, selalu ada risiko bahwa semua jenis produk perawatan kulit dapat menyebabkan efek samping (seperti reaksi alergi).
Selalu baca dan ikuti petunjuk label dengan hati-hati saat menggunakan gliserin (atau produk perawatan kulit lainnya).