Istilah stroke dan serangan iskemik transien (TIA) sering membingungkan satu sama lain. Jika Anda ingin memahami perbedaan antara stroke dan TIA, Anda perlu mempelajari karakteristik masing-masing.
Stroke adalah gangguan aliran darah ke area otak yang berlangsung cukup lama hingga menyebabkan kerusakan permanen pada otak. Hal ini dapat disebabkan oleh penyumbatan atau pecahnya arteri yang memasok oksigen dan nutrisi ke otak.
TIA adalah gangguan sementara aliran darah ke area otak yang tidak berlangsung cukup lama untuk menyebabkan kerusakan permanen pada otak.
Thanasis Zovoilis / Getty Images
Gejala Stroke dan TIA
Jangka pendek
Efek jangka pendek dari stroke dan TIA adalah sama dan dapat mencakup kombinasi berikut ini:
- Kelemahan
- Mati rasa atau kesemutan
- Visi berubah
- Masalah bicara
- Jatuh
- Menjatuhkan benda
- Ngiler
- Salah satu sisi wajah terkulai
- Kebingungan
Kehadiran dan derajat gejala jangka pendek ini bergantung pada wilayah otak mana yang dipengaruhi oleh kurangnya suplai darah selama stroke atau TIA.
Jangka panjang
Dalam jangka panjang, stroke dapat menyebabkan kecacatan permanen yang berhubungan dengan efek jangka pendek. Biasanya, efek jangka panjang dari stroke menunjukkan perbaikan dari waktu ke waktu. Namun, stroke juga bisa membesar atau bisa menyebabkan pembengkakan di otak. Jadi, efek jangka panjangnya mungkin lebih luas daripada gejala stroke jangka pendek.
TIA sepenuhnya hilang dan tidak menyebabkan efek jangka panjang atau cacat apa pun.
Penyebab
Stroke dapat disebabkan oleh iskemia (aliran darah kurang) atau perdarahan (perdarahan). TIA selalu disebabkan oleh iskemia sementara, bukan perdarahan. Pendarahan di otak tidak hilang sebelum kerusakan terjadi, oleh karena itu gejalanya biasanya tidak sementara.
Faktor risiko yang menyebabkan stroke iskemik dan TIA adalah sama. Itu termasuk penyakit jantung, masalah pembekuan darah, dan kelainan pembuluh darah, seperti yang disebabkan oleh hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, dan merokok.
Pembuluh darah yang berdarah dapat menyebabkan stroke hemoragik, tetapi karena kerusakan akibat stroke hemoragik bersifat permanen, pembuluh darah yang berdarah tidak menyebabkan TIA. Namun, pembuluh darah yang rusak dapat menyebabkan TIA sebelum berdarah.
Prognosa
Stroke mungkin menunjukkan beberapa perbaikan atau mungkin menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu. Sekitar 87% orang yang mengalami stroke dapat bertahan hidup, tetapi terkadang stroke dapat berakibat fatal, sebagian besar penderita stroke memiliki beberapa kecacatan dan membutuhkan terapi fisik.
TIA sembuh total, tetapi seringkali orang yang mengalami TIA terus mengalami TIA berulang, atau mereka mungkin mengalami stroke dalam beberapa menit, hari, atau minggu sejak TIA awal. </s> </s> </s> </s> </s> </s> </s> </s> </s> </s> </s> </s> </s> </s> </s> </s> </s> </s> </s> </s> </s> </s> </s> </s> </s> </s> </s> orang </s>
Hal ini terjadi karena seringkali pembuluh darah yang terputus selama TIA tidak normal, sehingga rentan untuk terputus lagi. Terkadang, setelah TIA, seseorang dapat mengalami pecahnya aneurisma otak atau stroke hemoragik jika penyebabnya TIA adalah gangguan aliran darah di pembuluh darah yang kemudian robek dan berdarah.
Perubahan Pencitraan
Stroke biasanya menyebabkan kelainan yang dapat dengan mudah divisualisasikan pada CT otak atau MRI otak.
Meskipun TIA tidak menyebabkan kerusakan permanen pada otak, perubahan iskemik transien terkadang dapat dideteksi pada urutan MRI tertentu yang disebut pencitraan berbobot difusi. Selain itu, kelainan pembuluh darah di otak atau leher dapat diidentifikasi pada tes pencitraan, seperti MRI atau CT angiografi (tes yang menggunakan pewarna untuk memvisualisasikan pembuluh darah) pada kepala dan leher.
Pengelolaan
Jika Anda mengalami stroke, Anda memerlukan manajemen medis yang cermat serta evaluasi medis yang menyeluruh untuk mengetahui apakah Anda memiliki faktor risiko sehingga Anda dapat terhindar dari stroke lagi. Jika Anda pernah mengalami TIA, Anda juga perlu untuk memastikan Anda memiliki evaluasi medis yang komprehensif untuk mengidentifikasi dan mengelola faktor risiko stroke, karena TIA adalah prediktor kuat dari stroke.
Pencegahan
Pencegahan stroke dan TIA didasarkan pada gaya hidup sehat dan pengelolaan faktor risiko stroke. Anda dapat membalikkan risiko stroke. Beberapa orang dengan TIA dan stroke mungkin memerlukan pembedahan.