Latihan fisik telah lama disebut-sebut sebagai cara untuk mengurangi risiko pengembangan penyakit Alzheimer dan bentuk demensia lainnya. Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa olahraga juga dapat bermanfaat bagi mereka yang hidup dengan penyakit tersebut, berpotensi memperlambat atau membalikkan perkembangan gejala.
Gambar Chev Wilkinson / Cultura / GettySebagai penyakit kronis progresif, Alzheimer membutuhkan lebih dari sekedar obat-obatan untuk menjaga fungsi kognitif dan kualitas hidup. Orang dengan Alzheimer dapat memperoleh manfaat yang sangat besar dari perubahan perilaku dan lingkungan, pelatihan orientasi realitas, dukungan pengasuh, dan intervensi non-obat lainnya. Latihan fisik mungkin merupakan alat penting lainnya dalam rencana pengobatan Alzheimer.
Berikut adalah enam kondisi terkait Alzheimer yang dapat membantu meningkatkan olahraga:
Depresi
Sebanyak 30% orang yang hidup dengan penyakit Alzheimer akan mengalami depresi berat, menurut tinjauan tahun 2015 diPrescriber Australia.Di luar dampaknya pada kualitas hidup, depresi dapat semakin meningkatkan kehilangan ingatan pada mereka yang sudah berjuang dengan demensia.
Latihan fisik merangsang produksi hormon dan neurotransmiter yang berhubungan dengan memori dan suasana hati. Ini termasuk endorfin dan ensefal yang memengaruhi retensi memori dan serotonin yang dapat membantu meningkatkan suasana hati dan meningkatkan memori dan pembelajaran.
Kegelisahan dan Pengembaraan
Olahraga dapat membantu mencegah beberapa aspek penyakit Alzheimer yang lebih menantang. Ini termasuk kegelisahan dan pengembaraan yang dapat terjadi pada setiap tahap penyakit. Seseorang yang menghabiskan energi untuk berolahraga mungkin lebih kecil kemungkinannya untuk berkeliaran atau gelisah daripada seseorang yang tidak banyak bergerak.
Dari sudut pandang fisiologis, tubuh manusia cenderung merasa lebih rileks dan beristirahat setelah melakukan latihan fisik. Hal yang sama berlaku untuk penderita Alzheimer.
Tujuannya bukan untuk "melelahkan seseorang" melainkan untuk menggunakan latihan fisik untuk meredakan kegelisahan dan meningkatkan kesejahteraan fisik dan emosional.
Bahkan jika seseorang sudah dalam tahap demensia stadium lanjut, jalan-jalan secara rutin dapat membantu. Perubahan lingkungan saja dapat memberikan lebih banyak rangsangan visual dan pendengaran daripada duduk sendirian di ruang terbatas.
Keseimbangan dan Koordinasi
Seiring perkembangan penyakit Alzheimer, kemampuan untuk berjalan dan melakukan tugas sehari-hari mulai menurun. Untuk lebih menjaga kualitas hidup, setiap upaya harus dilakukan untuk menjaga keseimbangan fisik, kekuatan, dan koordinasi.
Kekhawatiran terbesar adalah risiko jatuh dan patah tulang pinggul yang mempengaruhi orang dengan Alzheimer tiga kali lebih banyak daripada orang yang tidak, menurut sebuah studi 2011 diUsia dan Penuaan.
Latihan fisik dapat meningkatkan keseimbangan dengan memperkuat otot-otot di kaki, pinggul, batang tubuh, dan tulang belakang yang memungkinkan postur tubuh tegak dan tegak.
Dengan mempertahankan postur tegak (bukan bungkuk), seseorang cenderung tidak mengimbangi ketidakseimbangan yang terjadi saat berjalan, menggapai, berbalik, atau membungkuk.
Komplikasi Kardiovaskular
Tubuh adalah sistem yang saling berhubungan. Masalah parah dalam satu sistem organ selalu dapat mempengaruhi orang lain, seringkali secara signifikan. Salah satu contohnya adalah sistem kardiovaskular dan otak.
Kesehatan kardiovaskular yang buruk telah lama dikaitkan dengan penurunan kognitif terlepas dari status mentalnya. Dengan penyakit Alzheimer, kondisi apa pun yang mengganggu aliran darah ke otak juga meningkatkan risiko demensia vaskular, kondisi penyerta yang umum.
Olahraga rutin, bersama dengan diet, penurunan berat badan, dan penghentian merokok, merupakan pusat pencegahan dan pengobatan aterosklerosis dan penyakit kardiovaskular lainnya yang terkait dengan aliran darah ke otak yang berkurang.
Masalah Tidur
Kurang tidur dapat mengganggu kognisi dan memori apakah Anda menderita penyakit Alzheimer atau tidak. Bahkan pada orang yang sangat sehat, kurang tidur dikaitkan dengan kelelahan, mudah tersinggung, depresi, kurangnya motivasi, kecanggungan, kelupaan, dan kesulitan mempelajari konsep-konsep baru. Semua hal ini dapat merusak kesehatan dan kesejahteraan seseorang yang hidup dengan Alzheimer.
Olahraga rutin merupakan salah satu cara untuk membantu mengatasi masalah tidur. Dengan berolahraga dengan intensitas sedang di siang hari, Anda lebih cenderung tidur nyenyak di malam hari. Hal ini, ditambah dengan kebersihan tidur yang baik, dapat mengurangi ketidakjelasan dan kurangnya fokus yang hanya memperumit penyakit Alzheimer.
Gangguan kognitif
Olahraga rutin juga dapat mencegah atau membalikkan hilangnya fungsi kognitif pada kasus tertentu. Sebagian besar bukti saat ini menunjukkan bahwa latihan aerobik dapat membantu orang dewasa yang memiliki gangguan kognitif ringan akibat usia dan penyakit Alzheimer.
Sebuah studi tahun 2015 yang melibatkan 50 orang dewasa dengan demensia Alzheimer ringan menyimpulkan bahwa olahraga, ketika dilakukan tiga kali seminggu selama 40 menit, meningkatkan skor fungsi kognitif sekaligus mengurangi gejala kejiwaan yang merugikan.
Apakah hal yang sama akan terjadi pada orang dengan gangguan kognitif sedang hingga berat masih belum pasti.
Karena itu, olahraga dapat meningkatkan fungsi selektif pada kebanyakan orang dewasa yang lebih tua. Latihan beban, misalnya, dapat meningkatkan perhatian selektif dengan memfokuskan perhatian pada gerakan otot dan jumlah pengulangan, Hal yang sama dapat terjadi pada aktivitas fisik apa pun (termasuk berjalan kaki) yang memerlukan perhatian, koordinasi, dan / atau keterampilan navigasi.
Secara keseluruhan, manfaat olahraga pada orang dengan Alzheimer lebih besar daripada kemungkinan risikonya jika diterapkan dengan tepat dan aman.