Kondisi yang relatif jarang, narkolepsi adalah kelainan neurologis yang menyebabkan kantuk ekstrim di siang hari (EDS), yaitu ketidakmampuan untuk tetap terjaga dan serangan kantuk yang tidak terkontrol. Penyebab pasti dari kondisi ini tidak diketahui, namun telah dikaitkan untuk defisit bahan kimia tertentu, hipokretin, di hipotalamus otak.
Neuropeptida ini, atau protein otak, membantu mengatur siklus tidur dan bangun, di antara fungsi-fungsi lainnya. Penelitian telah menunjukkan bahwa kebanyakan orang narkolepsi telah sangat mengurangi jumlah sel otak yang mengeluarkan hipokretin.
Alasan penurunan sel ini tidak sepenuhnya jelas, meskipun penelitian menunjukkan narkolepsi sebagai gangguan autoimun di mana sistem kekebalan menyerang sel-sel tubuh. Jenis kelainan ini biasanya memiliki komponen genetik, jadi faktor keturunan juga cenderung menjadi faktor penyebab narkolepsi.
FotoAlto / Frederic Cirou / Getty Images
Penyebab Umum
Ada tiga jenis narkolepsi, dan meskipun masih ada pertanyaan tentang penyebab pastinya, para peneliti mulai menemukan jawabannya. Setiap jenis tampaknya memiliki penyebab yang berbeda. Berikut uraian singkatnya.
Tipe 1 Narkolepsi
Narkolepsi tipe 1 juga dikenal sebagai narkolepsi dengan cataplexy. Dalam kasus ini, EDS dan gejala lainnya disertai dengan kelemahan otot sementara dan ketidakmampuan untuk bergerak.
Para peneliti telah menemukan bahwa mereka dengan tipe ini memiliki 80 hingga 90% neuron pemancar hipokretin yang hilang dari hipotalamus, yang merupakan bagian otak yang mengatur siklus tidur, rasa lapar, dan suhu tubuh. Bukti yang berkembang bahwa penurunan ini adalah karena kelainan autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel ini.
Tipe 2 Narkolepsi
Narkolepsi tipe 2 adalah narkolepsi tanpa cataplexy, dan biasanya tidak separah itu. Kekurangan hipokretin tidak separah dalam kasus ini. Dokter masih belum tahu persis apa yang menyebabkan bentuk ini. Umumnya, komponen genetik dicurigai dalam narkolepsi tipe 1 dan ini.
Narkolepsi Sekunder
Narkolepsi sekunder adalah jenis narkolepsi yang muncul karena cedera pada hipotalamus seperti yang dapat terjadi pada kecelakaan mobil atau jatuh; dalam kasus yang jarang terjadi, ini juga bisa disebabkan oleh tumor otak. Dalam kasus ini, gejala narkolepsi menyertai masalah neurologis lainnya, dengan pasien sering membutuhkan waktu tidur lebih dari 10 jam.
Genetika
Narkolepsi tipe 1 dan tipe 2 diyakini memiliki komponen genetik yang signifikan, meskipun sifat pasti dari hubungan itu masih dieksplorasi. Yang diketahui, hingga 10% penderita narkolepsi tipe 1 memiliki anggota keluarga yang mengidapnya. Di luar itu, peneliti telah mengisolasi beberapa ciri genetik yang berperan dalam pembentukan narkolepsi.
Gen Reseptor Sel-T
Gen reseptor sel-T, yang membantu mengatur sel-T kekebalan dalam tubuh, diketahui terkait dengan narkolepsi. Perubahan fungsi reseptor sel-T alfa dan beta, secara khusus, menciptakan kecenderungan genetik untuk kondisi ini.
Ini berarti bahwa perubahan yang ditemukan di sini meningkatkan kemungkinan mengembangkan narkolepsi atau menularkannya kepada keturunan, tetapi belum tentu merupakan faktor penyebabnya sendiri.
Gen Antigen Leukosit Manusia
Paling berpengaruh adalah gen antigen leukosit manusia (HLA), DQB1 * 06: 02, yang meningkatkan risiko mengembangkan narkolepsi tipe 1 sebanyak 20 kali sekaligus berperan penting untuk tipe 2. Gen HLA lainnya, terutama DRB1 * 15: 01 , mungkin juga berperan dalam narkolepsi tipe 1.
Gen ini memicu respons imun terhadap komponen tubuh sendiri, itulah sebabnya penyakit ini dianggap sebagai gangguan autoimun. Penelitian sedang berlangsung untuk memastikan sifat sebenarnya dari tautan ini, meskipun diyakini bahwa ini secara khusus menyerang sel-sel otak yang memancarkan hipokretin.
Faktor Risiko Gaya Hidup
Secara umum, perilaku atau kebiasaan tertentu tidak terkait dengan perkembangan narkolepsi; namun, obat ini dapat meningkatkan keparahan gejala. Secara khusus, ada beberapa perubahan gaya hidup yang dapat membantu:
- Buat jadwal tidur yang teratur.
- Lakukan tidur siang teratur setiap hari.
- Hindari kafein atau alkohol sebelum tidur.
- Berhenti merokok atau mengonsumsi nikotin.
- Lakukan olahraga setiap hari (minimal 20 menit aktivitas sehari).
- Jangan makan besar sebelum tidur.
Sebuah Kata Dari Sangat Baik
Salah satu tantangan yang dihadapi kedokteran saat ini adalah mempelajari lebih lanjut tentang penyebab narkolepsi. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang faktor genetik yang mendasari dan faktor lainnya yang terkait dengan kondisi ini, tidak ada keraguan bahwa pendekatan pengobatan akan terus dikembangkan.
Namun, sampai ada obat yang pasti, ketahuilah bahwa narkolepsi dapat ditangani secara efektif. Sejumlah obat dapat membantu, di samping perubahan pada kebiasaan gaya hidup.
Tapi yang mungkin lebih penting, jika Anda penderita narkolepsi, adalah memastikan bahwa Anda memiliki sistem dukungan yang baik. Ingatlah bahwa Anda memiliki orang lain di sudut Anda: dari dokter dan spesialis tidur Anda hingga keluarga, orang yang Anda cintai, dan teman Anda.